Senin, 14 Oktober 2019

Penerapan SIM Pada Sebuah Enterprise

PENERAPAN SIM PADA PERUSAHAAN AQUA
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA AQUA
Latar Belakang

            Tujuan utama yang diharapkan oleh suatu perusahaan dalam kegiatan usahanya adalah mencapai laba atau nilai yang optimal dengan menggunakan sumberdaya secara efektif dan efisien untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, pihak-pihak yang terlibat paling dominan adalah pihak manajemen dan para pemegang saham. Guna mencapai tujuan perusahaan tersebut, pihak manajemen memiliki tujuan untuk mempertahankan keberhasilan yang akan dicapai dengan melihat kelemahan dan kekuatan yang terdapat dalam perusahaan serta menjalankan kebijaksanaan perusahaan dengan baik dan tepat. Kebijaksanaan tersebut meliputi bidang Pemasaran, Keuangan, Sumberdaya Manusia, Produksi dan sebagainya sehingga memerlukan tinjauan manajmen strategi tertentu.


B.     Tinjauan Pustaka

Sejarah

            PT AQUA Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 oleh Bapak Tirto Utomo, sebagai produsen pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Bekasi. Setelah beroperasi selama 30 tahun, kini AQUA memiliki 14 pabrik di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1998, AQUA (yang berada di bawah naungan PT Tirta Investama) melakukan langkah strategis untuk bergabung dengan Group DANONE, yang merupakan salah satu kelompok perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di dunia dan ahli dalam nutrisi. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk, market share, dan penerapan teknologi pengemasan air terkini. Di bawah bendera DANONE-AQUA, kini AQUA memiliki lebih dari 1.000.000 titik distribusi yang dapat diakses oleh pelanggannya di seluruh Indonesia.


C.    Pembahasan

1.      Visi dan Misi

Visi
            AQUA telah menjadi bagian dari keluarga sehat Indonesia lebih selama lebih dari 30 tahun. Sebagai pelopor air minum dalam kemasan sejak didirikan tahun 1973, kini AQUA menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup sehat masyarakat Indonesia. Dulu dan kini, AQUA tetap dan selalu menjadi yang terbesar dan terdepan di Indonesia. Volume penjualan AQUA merupakan volume penjualan terbesar di dunia untuk kategori air mineral.

Misi
            AQUA selalu ingin melakukan program untuk menyehatkan konsumen Indonesia, diantaranya program AKSI (AQUA untuk Keluarga Sehat Indonesia) dan AuAI (AQUA untuk Anak Indonesia).

2.      Strategi

Strategi pemasaran dengan Marketing Mix
Marketing mix merupakan suatu alat marketing yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan marketing dalam pasar target. Mizone sebagai pendatang baru minuman isotonik menunjukkan eksistensinya dengan mengoptimalkan unsur 4 P marketing mix (Produk, Harga, Distribusi, Promosi) yang kompetitif . Launching produk pada saat yang tepat, variasi rasa yang disukai konsumen, harga yang terjangkau semua kalangan, ketersediaannya yang merata hampir di seluruh pelosok, serta strategi promosi yang edukatif dan kreatif mampu mereduksi pangsa pasar market leader minuman isotonik (Pocari Sweat) sebesar 30% dan menempati urutan kedua market share kategori minuman isotonik.Strategi Marketig Mix PT Danone Aqua terhadap Mizone.

1)       Produk (product)
Mizone yang diproduksi oleh Danone Aqua merupakan kategori minuman isotonik bernutrisi. Diluncurkan pertama kali pada 27 September 2005 di Surabaya dengan rasa orange lime yang menyegarkan, rasa passion fruit yang memanjakan selera, dan pada Juni 2008 meluncurkan varian baru dengan rasa lychee lemon yang sensasional. Mengandung Hydromaxx yaitu : Vitamin B1, B3, B6, dan B12 untuk membantu metabolisme karbohidrat menjadi energi, Vitamin C, sebagai antioksidan untuk menjaga kahidupan sel dalam tubuh, dan elektrolit untuk menggantikan mineral yang hilang akibat pengeluaran keringat.

2)      Harga (price)
Dari segi harga, Mizone sangat kompetitif sekitar Rp 2.500 untuk isi 500 mL, jika dibandingkan dengan isotonik dalam kemasan kaleng yang yang harganya sekitar Rp 3.300 untuk isi 330 ml .

3)      Distribusi (Place)
Distribusi Mizone berorientasi nasional menggunakan jalur distribusi Aqua yang sangat luas, kuat di pasar tradisional (mudah dijumpai di warung dan toko-toko yang menjual produk Aqua). Sampai ada suatu istilah di kalangan distributor “di mana ada Aqua, disitu ada Mizone”.

4)      Promosi (Promotion)

Target pasar Mizone adalah semua kalangan umur, namun dalam kampanyenya lebih ditujukan kepada kalangan usia 18-35 tahun dengan aktivtas yang dinamis. Mizone melakukan kampanye besar-besaran lewat placement iklan di televisi (TV), radio, media cetak, dan media luar ruang. Belanja iklan Mizone sepanjang 2006 paling besar dibandingkan kompetitornya, yaitu sebesar 46,1 milyar. Pada Agustus 2006, Mizone mengadakan sampling road show di beberapa kota besar pada pusat keramaian. Mizone memasuki sekolah dengan membuat iklan dan pembuatan logo Mizone pada lapangan olahraga (lapangan basket) serta di white board SMA ternama di beberapa kota besar.
          
        3.      Lingkungan Bisnis Internal dan Eksternal

       a.      SWOT
Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi factor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

       b.        CSF
CSF merupakan sebuah metode analisis dengan mempertimbangkan beberapa hal yang kritis di dalam lingkungan perusahaan untuk mendefinisikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan perusahaan atau organisasi dan dapat ditentukan jika objektif organisasi telah diidentifikasi. Analisis CSF memberikan gambaran pada perusahaan tentang aspek-aspek kritis apa saja di setiap aktivitas dan proses bisnis perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan dalam mencapai visi dan misi serta keberhasilan bisnisnya. Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan objektif secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan.

        c.         Value Chain
Analisis Value Chain merupakan suatu metode untuk merinci suatu rangkaian dari bahan baku hingga produk akhir yang digunakan, menjadi kegiatan strategi yang relevan untuk memahami perilaku biaya dan perbedaan sumber daya. Analisis Value Chain mengenai penjelasan seluruh aktivitas yang termasuk dalam aktivitas utama dan aktivitas pendukung terhadap organisasi PT. Aqua.
Apa yang telah berhasil diraih oleh Aqua, tentunya sangat memotivasi banyak pihak untuk mengetahui lebih jauh, bagaimana resep keberhasilan PT. AGM dalam mengembangkan bisnisnya.Karena bisnis AMDK seperti Aqua ini merupakan suatu industri yang mempunyai keterkaitan cukup luas dalam rantai pelayanan untuk sampai ke konsumen, maka bukanlah sesuatu yang salah jika kiranya kita menggunakan analisis global value chain (GVC)-Rantai Nilai Global untuk dapat lebih memahami bagaimana pola dan proses “memberi nilai tambah” Aqua lebih jauh. Pada dasarnya, semua jenis komoditas tidak memiliki value add/nilai tambah, kecuali telah melalui proses tertentu yang menjadikannya sebuah produk. Letak nilai tambah,kebanyakan ada pada proses bagaimana komoditas tersebut kemudian berubah menjadi produk, dipasarkan, dan dikonsumsi. Kaplinsky dan Morris menjelaskan proses itu dalam 4 tahapan sederhana, yaitu design and product development, production, marketing, dan consumption/recycling sebagai berikut:
Nilai tambah yang diharapkan muncul pada setiap tahapan proses tersebut, membuat sebuah komoditas menjadi lebih berharga dalam bentuk sebuah produk. Memperhatikan tahapan sederhana diatas, dapat dikatakan bahwa analisis ini menggunakan pendekatan “mengikuti komoditas”danmencermati keterlibatan para aktor yang ada dalam rantai nilainya, (dalam konteks Aqua yang berbahan baku air) mulai dari sumber bahan baku, melewati proses produksi, hingga komoditas tersebut sampai pada aktor terakhir, konsumen.
Dari data yang dapat diakses dan dikumpulkan melalui sebuah penelitian sederhana dapat disimpulkan bahwa jalur interaksi konvensional dalam rantai nilai Aqua dapat dilihat dalam skema sebagai berikut:
Pada awalnya, Aqua melakukan aktivitas memberikan nilai tambah ini secara terpisah-pisah, artinya, sejak dari aktifitas ekstraksi air dari sumbernya, kemudian mengolahnya menjadi air yang ready to drink, lalu dikemas kedalam packaging yang sesuai, disalurkan melalui jalur distribusi tertentu, dan seterusnya. Aktifitas ini sangat bergantung pada bagaimana perusahaan melakukan investasi yang diperlukan untuk misalnya, merawat dan mengelola sumber air, membeli komponen komponen filtrasi air yang harus diimpor dari luar negeri, mendesain dan membuat botol atau kemasan pada pihak lain, mengadakan jalur distribusi baru dan merapikanyang telah ada, dan seterusnya.

        d.        PEST
      1)      Politik 
      a)      Undang-undang perlindungan alam
Adanya UU perlindungan alam maka akan menjadikan kendala bagi aqua karena air yang diproduksi berasal dari alam.
      b)      Peraturan eksport-import
Apabila pemerintah membuat peraturan eksport-import yang terlalu rumit maka akan menjadikan kendala untuk aqua dalam mengeksport produknya
      c)      Peraturan khusus daerha pusat
      d)     Perubahan UU perpatenan
Dengan adanya perubahan UU perpatenan hak maka akan menyulitkan aqua untuk tetap menggunakan merk tersebut.

       2)      Ekonomoi
       a)      Tingkat produktivitas kerja
Apabila produktivitas pekerja menurun maka akan berdampak pada pendistribusian porduk yang akan menurun dan akan mengecewakan konsumen karena permintaan akan produk tidak terpenuhi secara maksimal.
       b)      Perbedaan  pendapatan menurut kawasan dan kelompok konsumen
Apabila pendapatan pada kelompok ekonomi menengah, dan ekonomi menengah ke atas sudah pasti akan meningkatkan penjualan produk, dan meningkatkan pelanggan. Tetapi apabila  pendapatan kelompok menengah ke bawah yang biasanya bermukim di pedesaan atau pinggiran kota, mereka hanya akan membeli air kemasan jika hendak bepergian, dan untuk kesehariannya mereka cenderung memilih untuk memasak air sendiri. Dengan demikian berpengaruh terhadap pendistribusian produk Aqua meskipun tidak terlalu besar.
       c)      Tarif pajak
Jika pemerintah menaikkan pajak maka biaya perusahaan juga akan meningkat, sehingga bisa terjadi harga produk juga akan naik.

      3)      Social
      a)      Pendapatan per kapita
Semakin tinggi pendapatan per kapita maka semakin mengingkat permintaan pasar, dan akan meningkatkan produksi.
      b)      Kemacetan lalu lintas
Apabila tingkat kemacetan lalu lintas tinggi maka akan meningkatkan permintaan produk.
      c)      Gaya hidup
Apabila masyarakat memilih gaya hidup sehat maka akan berpengaruh terhadap permintaan produk dan konsumen akan beralih menjadi pelanggan.
      d)     Lingkungan dalam kota
Apabila lingkungan dengan cuaca yang panas akan berpengaruh terhadap peningkatan permintaan, tetapi apabila lingkungan dengan cuaca yang dingin maka permintaan akan menurun .
      e)      Program-program social
Program sosial yang diselenggarakan oleh aqua adalah :
1)        produk Pertanian yang berkesinambungan
2)      Pengelolaan sampah
3)      Pendidikan lingkungan dan kesehatan
4)      Akses ke air bersih dan sanitasi
5)      Penghijauan
6)      Manajemen irigasi terpadu.
Dengan program tersebut, maka aqua akan semakin mendapatkan kepercayaan masyarakat dan mendapatkan citra yang baik juga, sehingga akan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

        4)      Teknologi
        a)      Mesin produksi yang canggih
Di tahun 1987, AQUA memperkenalkan satu jalur baru dari kemasan terbuat dari PET (polyethilene terephthalate). Dibandingkan PVC, kemasan terbuat dari PET mempunyai empat keuntungan utama :
1)      Bahan kemasan mempunyai kejernihan tingkat tinggi membuat air nampak “sejernih kristal “
2)      Permeabilitas gas sangat rendah, membuat isi tidak sensitif terhadap atmosfir sekitarnya.
3)       Kemasan jauh lebih kuat dan lebih jarang bocor atau di tembus.
4)      Zat-zat kimia yang digunakan dalam pembuatan PET lebih kecil dalam merusak lingkungan umum daripada penggunaan dalam pembuatan PVC.
Botol PET ciptaan AQUA ini sekarang menjadi standar dunia. Dengan adanya teknologi yang canggih maka kualitas produk akan semakin terjamin dan produksi akan terus meningkat.

       b)      Internet
Dengan adanya teknologi internet yang sudah kita rasakan seperti sekarang ini, akan memberi banyak kemudahan untuk aqua dalam memberikan informasi kepada stakeholder. Juga member kemudahan untuk menguasai pasar baik di Indonesia atau Negara-negara lain.

        e.         Five Forces
       1)      Persaingan antar perusahaan saingan
Kebutuhan masyarakat akan air minum meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Kesadaran masyarakat akan butuhnya air minum yang bersih dan menyehatkan berpengaruh pada persepsi masyarakat akan konsumsi Air Minum Dalam Kemasan. Atas dasar itulah, banyak pemain baru yang masuk dalam industri ini. Menurut data Aspadin(Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia), tercatat lebih dari 400 perusahaan AMDK dan lebih dari 600 merek yang ada di pasaran. Hal ini menjelaskan bahwa beberapa perusahaan memiliki lebih dari satu merek untuk merespon tuntutan pasar yang beragam mulai dari harga sampai dengan kualitas. Sebagai contoh, PT. Golden Aqua Mississipi yang memproduksi Aqua juga memproduksi VIT. Pemain dalam Industri butuh usaha ekstra keras untuk meningkatkan  produk yang berbeda, kualitas yang terjamin dan brand image. Kondisi persaingan sangat ketat karena banyak pesaing menjual produk AMDK yang sama. Untuk itu diperlukan informasi pasar dan kondisi pesaing terutama kelemahan dan kekuatan pesaing. Informasi itu penting berhubungan dengan penggunaan kebijakan tentang produk, harga, promosi dan distribusi.

       2)      Potensi masuknya pesaing baru
Di Indonesia Dari tahun ke tahun konsumsi air kemasan terus meningkat, tercatat tahun 1973 kapasitas produksi hanya 6 juta liter per tahun. Tahun 2001 meningkat tajam menjadi 5,4 milyar liter. Setahun kemudian naik 31,5% menjadi 7,1 milyar liter. Lalu pada 2003 meningkat 14,1% mencapai 8,1 milyar liter. Tahun 2011 konsumsi air kemasan mencapai 17,3 milyar liter meningkat 23% di bandingkan tahun 2010. Tahun 2012 diperkirakan konsumsi air kemasan meningkat menjadi 19,88 milyar liter per tahun. Dengan data di atas maka terdapat potensi masuknya pesaing baru di indonesia, karena permintaan akan AMDK semakin meningkat. Tetapi dengan banyaknya merk atau produk yang sudah ada sekarang, maka pemerintah harus ekstra ketat mengawasi keberlangsungan produk tersebut, karena banyak survey yang menyatakan terdapat produk AMDK yang membahayakan untuk konsumen. Sehingga proses pengolahan dan pembuatan AMDK harus mempunyai standart khusus yang sudah ditetapkan. Dan pendatang baru juga harus memperhatikan skala ekonomi, perbedann produk yang eksklusif, identitas merek, kebutuhan modal, akses ke dalam distribusi, keuntungan dari biaya absolute, akses yang dibutuhkan, kebijakan pemerintah, dan balasan yang diharapkan. Dengan demikian tidak semakin bertambah merek AMDK yang ada dalam pasaran, dan akan mengurangi persaingan di industry.

       3)      Potensi pengembangan produk-pengganti
Salah satu ancaman dalam industri AMDK adalah air isi ulang. Meskipun merek-merek tertentu telah memberi peringatan untuk tidak boleh mengisi dengan produk lain, tetapi hal itu tidak berpengaruh karena pengawasan tidak ketat dalam aplikasinya. Terlebih harga air mineral isi ulang yang lebih murah dan tetap praktis. Apalagi melihat harga kebutuhan pokok semakin meningkat, tentu masyarakat menengah ke bawah lebih memilih alternative tersebut karena kebutuhan akan air mineral tidak mungkin dikurangi.

       4)      Daya tawar pemasok
Dalam industri AMDK tentu pemasok mempunyai daya tawar yang tinggi, karena kebutuhan akan bahan baku plastik untuk membuat kemasan (galon, botol, dan gelas) tidak ada penggantinya. Dan tentu akan berpengaruh terhadap persangan dan juga biaya yang di keluarkan perusahaan.

       5)      Daya tawar konsumen
Dalam industri AMDK daya tawar pembeli cukup tinggi, mengingat banyak alternative lain yang tersedia di pasaran. Tetapi tidak terlalu mengancam dalam industri terutama merk AQUA karena berorientasi terhadap kualitas. Jika konsumen sudah percaya dan loyal terhadap air mineral yang di konsumsi pasti ia tidak akan mudah beralih. Apalagi produk yang di konsumsi berkaitan dengan kesehatan, pasti tidak akan main-main dalam menetukan pilihannya, meskipun banyak merek yang ada.

Analisis Internal
a.       Laporan Keuangan
b.      Struktur organisasi dan uraian pekerjaan
1)      Struktur organisasi
Struktur organisasi mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan untuk menjalankan kegiatan sehari-hari, sebagai system pengendali intern dalam suatu perusahaan, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian

2)      Uraian Pekerjaan
a)      General Manager
1)      Memonitor bisnis Danone-AQUA di Indonesia
2)      Memonitor bagaimana Profit AQUA
3)      Menyusun strategi untuk jangka panjang (4 atau 5 tahun kedepan)
4)      Membuat/menyusun laporan regional dan laporan kepada pemegang saham.

b)      Coorporate Secretary
Bertanggung Jawab atas PR.

c)      VP Finance
1)      Menyusun strategi keuangan untuk jangka panjang (5 Tahun ke depan)
2)      Menyusun strategi dalam menentukan anggaran secara efisien dan efektif

d)     VP Human & Resources
Menyusun Startegi Sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang digunakan dalam perusahaan sehingga memberikan kontribusi dan kinerja yang tinggi

e)      VP Sales & Distribution
Menyusun strategi distribusi dalam jangka panjang, program atu rencana distribusi dalam 5 tahun mendatang

f)       VP Marketing
Menyusun rencana pemasaran produk AQUA sendiri, strategi pemasaran dalam jangka panjang (4 atau 5 tahun mendatang)

g)      Purchasing
Menyusun strategi bagaimana membangun hubungan atau menjalin kerja sama dengan supplier.

h)      VIT

1)      Menyusun strategi penetrasi pasar VIT seiring sejalan dengan AQUA
            2)      Menyusun strategi untuk menjadikan VIT sebagai air minum dalam kemasan
                     (AMDK) yang baik dalam kelas menengah kebawah.




Sistem Informasi Manejemen


I. Pengertian Sistem Informasi Manajemen

          Sistem informasi manajemen (SIM) juga biasa dikenal dengan sebutan management information system (MIS) merupakan sistem yang direncanakan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menyebarluaskan data berupa informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai fungsi manajemen. Sementara menurut business dictionary, sistem informasi manajemen adalah pendekatan yang terorganisasi untuk mempelajari kebutuhan informasi manajemen organisasi di setiap tingkat guna pengambilan keputusan operasional, taktis, dan strategis.

II. Peranan Manajemen yang harus diperankan para Manajer :
1. Peran Interpersonal
Hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi ;

– Figurehead / Pemimpin Simbol : Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.
– Leader / Pemimpin : Menjadi pemimpin yag memberi motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi permasalahan yang muncul.
– Liaison / Penghubung : Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun eksternal.
2. Peran Informasi
Peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi ;

– Monitor / Pemantau : Mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam kejadian atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
– Disseminator / Penyebar : Menyebar informasi yang didapat kepada para orang-orang dalam organisasi.
– Spokeperson / Juru Bicara : Mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar.
3. Peran Pengambil Keputusan
Peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan sendiri maupun yang dihasilkan bersama pihak lain, meliputi ;

– Entrepreneur / Kewirausahaan : Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja unit kerja.
– Disturbance Handler / Penyelesai Permasalahan : Mencari jalan keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan yang timbul.
– Resource Allicator / Pengalokasi Sumber Daya : Menentukan siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber dayanya.
– Negotiator / Negosiator : Melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar untuk kepentingan unit kerja atau perusahaan.

III. Level Manajemen
1. Top Level Management

Manajemen Tingkat Atas atau sering disebut dengan Top Management (Manajemen Puncak) atau Executives (Eksekutif) adalah Manajer-manajer yang bertanggung jawab atas kinerja manajemen organisasi secara keseluruhan, seperti :
·         CEO (Chief Executive Officer)
·         CFO (Chief Financial Officer)
·         COO (Chief Operational Officer)
·         Presiden Direktur
·         Wakil Presiden Direktur
·         Direktur Utama, dan lain sebagainya.

Manajer-manajer yang berada di tingkatan manajemen tingkat atas ini memiliki peran dan tanggung jawab :
  1. Menentukan Tujuan Perusahaan – Manajemen tingkat atas ini merumuskan tujuan utama organisasinya, dapat berupa tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendeknya.
  2. Membuat kerangka Rencana dan Kebijakan – Manajemen tingkat atas membuat kerangka rencana dan kebijakan untuk mencapai tujuan utama yang telah ditetapkan.
  3. Mengorganisir kegiatan dan pekerjaan yang akan dilakukan oleh manajer-manajer di tingkat menengah.
  4. Mengumpulkan dan mengatur sumber daya organisasi atau perusahaan seperti sumber daya keuangan, aset tetap, tenaga kerja dan lain sebagainya untuk melakukan kegiatan sehari-hari dalam organisasi.
  5. Bertanggung jawab atas kelangsungan dan pertumbuhan hidup organisasi/perusahaan.
  6. Sebagai penghubung dengan dunia luar seperti bertemu dengan pejabat pemerintah, pemasok, pesaing, pelanggan, media dan lain-lainnya.

2. Middle Level Management


Manajemen Tingkat Menengah atau Middle Level Management adalah manajer yang berada di bawah Manajer tingkat atas, seperti
·         General Manager
·         Plant Manager
·         Factory Manager
·         Regional Manager
·         Division Manager

Manajer-manajer tingkat menengah ini memiliki peran dan bertanggung jawab :
  1. Meng-interpresi-kan kebijakan yang disusun oleh Manajemen Puncak (manajemen tingkat atas) dan menjelaskannya ke tingkat manajemen yang lebih rendah. Manajemen tingkat menengah ini berfungsi sebagai penghubung antara manajemen tingkat atas dengan manajemen tingkat bawah.
  2. Mengorganisir kegiatan departemennya untuk melaksanakan rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan.
  3. Mengrekrut dan menyeleksi serta menempatkan karyawan yang dibutuhkan oleh department atau unit kerjanya.
  4. Memotivasi karyawannya untuk melakukan yang terbaik untuk departemennya. Misalnya menawarkan berbagai insentif dan tunjangan kepada karyawannya sehingga termotivasi dan melakukan yang terbaik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
  5. Mengawasi dan mengarahkan karyawan-karyawan di departemennya. Contohnya seperti menyiapkan laporan penilaian kinerja karyawannya.
  6. Bekerjasama dengan departemen lain untuk kelancaran dalam menjalankan fungsinya.
  7. Melaksanakan rencana yang disusun oleh Manajemen tingkat atas.

3. Low Level Management*


Manajemen Tingkat Pertama atau Low Level Management atau First Line Management adalah Manajemen yang bertanggung jawab atas operasional, seperti
·         Department Manager
·         Section Manager
·         Superintendent
·         Mandor
·         Supervisor

Manajemen tingkat pertama ini memiliki peran dan tanggung jawab seperti :
  1. Memahami dan mempelajari masalah dan keluhan-keluhan para pekerja operasional sebelum melaporkannya ke manajemen tingkat menengah.
  2. Menjaga kondisi kerja yang baik dan menjaga hubungan yang sehat antara atasan dan bawahan.
  3. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat and aman untuk para karyawan operasional.
  4. Membantu manajemen tingkat menengah untuk merekrut dan menyeleksi pekerja yang sesuai untuk jabatan yang dibutuhkan.
  5. Berkomunikasi dengan karyawan dan mendengarkan saran-saran karyawan serta mendorong para pekerja untuk mengambil inisiatif.
  6. Menjaga dan mempertahankan standar kualitas dan memastikan jumlah output produk/layanan sesuai dengan perencanaan.
  7. Bertanggung jawab untuk meningkatkan moral karyawan dan membangkitkan semangat kerja dalam tim.
  8. Meminimalkan pemborosan sumber daya organisasi/perusahaan.


Sumber :